KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnya maka kami boleh menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Asuhan Keperawatan Pada Ny.X Dengan Hipertiroid".
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Asuhan Keperawatan Pada Ny.X Dengan Hipertiroid".
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu kami dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini sangat kami harapkan.
Melalui kata pengantar ini pula kami meminta maaf yang sebesar-besarnya bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau kurang berkenan di hati anda.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta,13 juni 2013
kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................................
1.3. Tujuan .........................................................................................................................
1.4. Manfaat ......................................................................................................................
BAB II. PEMABAHASAN.....................................................................................................
2.1. Pengertian Hipertiroid.............................................................................
.2.2. Anataomi Dan Fisiologi Kelenjar Tiroid ...............................................
2.3. Insiden Dan Etiologi ..................................................................................................
2.4.Manifestasi Klinis ........................................................................................................
2.5.Patofisiologi Dan Pathway .........................................................................................
2.6.Komplikasi ..................................................................................................................
2.7.Pemeriksaan Penunjang ..............................................................................................
2.8.Penatalaksanaan …………………………………………………………………...
BAB III.ASKEP …………………………………………………………………………
3.1.Pengkajian …………………………………………………………………………
3.2.Diagnosa Keperawatan …………………………………………………………
3.3.Intervensi Keperawatan …………………………………………………………
3.4.implementasi Keperawatan …………………………………………………………
3.5.Eveluasi Keperawatan …………………………………………………………
BAB IV.PENUTUP …………………………………………………………………………
4.1.Kesimpulan …………………………………………………………………………
4.2.Saran …………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme. Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Hipertiroidisme, yang dalam hal prevalensi erupakan penyakit endokrin yang menempati urutan kedua sesudah DM. pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh immunoglobin dalam darah. Hipertiroidisme menyerang wanita lima kali lebih sering di bandingkan oleh laki- laki.
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa definisi hipertiroid?
2.Jelaskan anatomi dan fisiologi kelenjar tiroid!
3.Apa Etiologi hipertiroid?
4.Apa Manifestasi klinis hipertiroid?
5.Apa Patofisiologi hipertiroid?
6. Apa Tanda dan gejala hipertiroid?
7. Apa saja Pemeriksaan diagnostik hipertiroid?
8. Apa komplikasi hipertiroid?
9. Bagaimana penatalaksanaan hipertiroid?
C. TUJUAN
1. Agar kita mampu mengetahui konsep dari penyakit hipertiroidisme.
2. Agar kita mampu melaksanakan asuhan keperawatan denga baik dan professional terhadap penderita hipertiroidisme
3. Sebagai persyaratan mata kuliah system endokrin
D. MANFAAT
1. Kita mampu mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme.
2. Kita mampu melaksanakan asuhan keperawatan denga baik dan professional terhadap penderita hipertiroidisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN HIPERTIROIDISME
Hipertiroidisme merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh abnormalitas fungsi kelenjar tiroid dimana sekresi hormone yang berlebihan dimanifestasikan melalui peningkatan kecepatan metabolisme. Banyak ciri khas lain yang terjadi pada pasien hipertiroid akibat peningkatan stressor terhadap katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) dalam darah. Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Adapun defenisi hipertiroidisme menurut para ahli yaitu :
1.Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson: 337).
2.Hipertiroidisme (Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam darah.
3.Hipertiroidisme adalah kadar TH yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth J. Corwin: 296).
B.ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan leher yang memproduksi hormon tiroid dan hormon calcitonin,melekat pada tulang sebelah kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini terdiri atas 2 lobus yaitu lobus destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan, masing- masing lobus yang tebalnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid tergantung dari jumlah iodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh. Sumber utama untuk menjaga keseimnbangan yodium adalah yodiaum dalam makanan dan minuman.
· Struktur Mikroskopis
Kelenjar ini terdiri atas folikel seperti kelenjar asiner berdinding selapis sel. Jika sedang beraktivitas kelenjar ini berbentuk kuboid yang tinggi, sedangkan bila sedang istirahat sel ini berbentuk pipih dan bagian tengah asinernya terisi koloid senyawa triglobulin, tirosin, dan hormone kelenjar tiroid.
· Hormon Tiroid
Hormon yang terdiri dari asam amino yang mengawal kadar metabolisme Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh roduksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG ini, yang disebut immunooglobulin perangsang tiroid (thyroid-stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembenftukan HT, tetapi tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi. Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap peningkatan kadar HT.
· Sekresi Hormon tiroid
Hormone tiroid dari sel kelenjar memelukan bantuan TSH untuk endositosis koloid oleh mikrofili. Enzim proteliotik berfungsi untuk memecahkan ikatan hormone T3 dan T4 dari triglobulin kemudian melepasnya keperedaran darah. Saat didistribusikan melalui plasma akan terikat oleh PBI. PBI kecil dan besar akan terikat oleh protei yang bebas dalam keseimbangan.
· Pembuluh Darah
Kapiler darah dan limfe membentuk pleksus yang erat dalam mengitari folikel sehingga membantu melintasnya hormone kedalam lumen kapiler. Susunan pembuluh darah menunjukkan bahwa terdapat gelombang dalam darah yang di suplay ke daerah yang berbeda pada kelenjar.
· Persarafan
Sejumlah besar serat saraf tak bermielin terdapat pada dinding arteri tiroid dan sebagian besar mempunyai fungsi vasomotor. Beberapa saraf simpatis berakhir pada lamina asal folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi tiroid melalui pengaruh langsug pada sel folikel yang menunjukkan rangsangan saraf dalam mempengaruhi fungsi tiroid.
C. INSIDENS
Prevalensi penderita Hipertiroidisme menyerang wanita 5 kali lebih sering di bandingkan dengan laki-laki dan insidennya akan memuncak dalam decade usia ketiga serta ke empat.Keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok emosional, stress atau infeksi. Pada usia muda umumnya disebabkan oleh penyakit graves, penyakit ini relative sering di jumpai dan pada anak- anak jarang terjadi. sedangkan struma multinodular toksik umumnya timbul pada usia tua. Di daerah pantai dan kota, insidensya lebih tinggi di bandingkan di daerah pegunungan atau di pedesaan.
D.ETIOLOGI
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c. .Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
f. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
Penyebab lain dari hipertiroidisme yaitu :
a. Struma nodusa
Struma endemis, biasanya dalam bentuk struma nodusa terutama ditemukan didaerah pegunungan yang airnya kurang yodium. Etiologi umumnya multifaktor, biasanya tiroid sudah mulai membesar pada usia muda, awalnya difus, dan berkembang menjadi multinodular.
b. Karsinoma tiroid
Karsinoma tiroid berasal dari sel folikel tiroid. Keganasan tiroid dikelompokkan menjadi, karsinoma tiroid berdiferensiasi baik, yaitu bentuk papiler, folikuler, atau campuran keduanya.
E. MANIFESTASI KLINIS
Penderita hipertiroidisme yang sudah berkembang lebih jauh akan memperlihatkan kelompok tanda dan gejala yang khas (yang kadang- kadang disebut tirotoksikosis) . Gejala yang sering ditemukan pada penderita hipertiroid yakni :
1.Umum : Berat badan turun, keletihan, apatis, berkeringat, dan tidak tahan panas
2. Kardiovaskuler : Palpitasi, sesak nafas, angina,gagal jantung, sinustakikardi, fibrilasi atrium, nadi kolaps.
3. Neuromuskular : Gugup,gelisah, agitasi, tremor, koreoatetosis,psikosis, kelemahan otot, secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel), iritabel dan terus menerus merasa khawatir, Serta tidak dapat duduk diam .
4. Gastrointestinal : penderita mengalami peningkatan selera makan dan konsumsi makanan, penurunan berat badan yang progresif, kelelahan oto yang abnormal, perubahan defekasi dengan konstipasi atau diare, serta muntah.
5. Reproduksi : Oligomenorea, infertilitas
6. Kulit : warna kulit penderita biasanya agak kemerahan (flushing) dengan warnah salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak serta basah.. namun demikian, pasien yang berusia lanjut mungkin kulitnya agak kering, tangan gemetarPruritus, eritema Palmaris, miksedema pretibial, rambut tipis..
7. Struma : Difus dengan/tanpa bising, nodosa
8. Mata : lakrimasi meningkat,kemosis (edeme konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea,optalmoplegia, diplobia, edema pupil, penglihatan kabur.
F. PATOFISIOLOGI
Kelenjar tiroid pada penyakit hipertiroid (graves) membesar secara difus, lunak dan hipervaskularisasi. Parenkim kelenjar mengalami hipertrofi dan hiperflasia yang secara khasterlihat dengan adanya peninngian epithelium dan redudanci dinding folikular sehingga memberikan gambaran lipatan papilar dan tanda peningkatan aktivitasa selular. Hiperplasi biasanya disertai dengan infiltrasi limfositik, sebagai adanya gambaran imunitas selular (CMI= cell mediated immunity) atau mungking lebih menggambarkan hubungannya dengan tiroiditis kronik. Apabila penderita mendapat terapi yodium, akan terjadi penimbunan koloid yang kadang – kadang menyebabkan pembesaran dan bertambah kerasnya kelenjar. Penyakit graves seringkali berhubungan dengan pembesaran limfa atau timus. Hipertiroidisme dapat menyebabkan degenerasi serabut otot skelet dan bembesarang jantung.
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme , kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya , disertai dengan banya hyperplasia dan lipatan – lipatan sel - sel folikel ke dalam folikel , sehingga jumlah sel – sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat; dan penelitian ambilan iodium radioaktif menunjukkan bahwa kelenjar - kelenjar hiperplastik ini mensekresi hormone tiroid dengan kecepatan 5- 15 kali lebih besar daripada normal.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan TSH. Akan tetapi,, dari penelitian dengan pengukuran radioimunologik dapat ditunjukkan bahwa pada sebagian besar penderita besarnya konsentrasi TSH dalam plasma adalah lebih kecil dari normal, dan seringkali nol. Sebaliknya, pada sebagian besar penderita dijumpai adanya beberapa bahan yang mempunyai kerja mirip dengan kerja TSH yang ada dalam darah. Biasanya bahan – bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang berikatan dengan reseptor membrane yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Antibody ini disebut immunoglobulin perangsang tiroid dan disingkat TSI. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung astu jam. Tingginya sekresi hormone tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis.
H.KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi.
I.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk kasus hipertiroidisme yang biasa, diagnosis yang tepat adalah dengan melakukan pengukuran langsung konsentrasi tiroksin bebas di dalam plasma dengan menggunakan cara pemeriksaan radioimunologik yang tepat.Uji lain yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
1. T3 serum
2. TSH rendah pada hipertiroidisme
3. Ambilan radioaktif iodium meningkat pada semua macam penyebab hipertiroidisme, kecuali tiroiditis.pemeriksaan ini tidak akurat apabila pasien menerima iodium selama beberapa hari sebelum pemeriksaan.
I. PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
Obat antitiroid, digunakan dengan indikasi:
1. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis
2. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase seblum pengobatan, atau sesudah pengobatan pada pasien yg mendapt yodium radioaktif
3. Persiapan tiroidektomi
4. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
5. Pasien dengan krises tiroid
Pada pasien hamil biasanya diberikan propiltiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap kali sembuh spontan pada kehamilan tua sehingga propiltiourasil dihentikan. Obat-obat tambahan sebaiknya tidak diberikan karena T4, yang dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dal mencegah hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedik:it sekali yang keluar dari air susu ibu. Dosis ya; dipakai 100-150 mg tiap 8 jam: Setelah pasien eutiroid, secara Minis dan laboratorim dosis diturunkan dan dipertahankan menjadi 2 x 50 mg/hari. Kadar T4 dipertahank pada batas atas normal dengan dosis propiltiaurasil
Ada 3 macam obat yang di berikan pada penderita hipertiroidisme, yaitu anti tiroid yang bias menekan sintesis hormone tiroid, iodides untuk menghindari keluarnya hormone tiroid, dan antagonis tiroid. Antagonis tiroid adala penyekat beta- adrenergic dan antagonis kalsium yang menghalangi efek hormone tiroid dalam sel tubuh.
· TERAPI IODIUN RADIOAKTIF
Terapi RAI dengan IODIN – 131 sering dipakai karena dapat di berikan kepada pasien yang berobat jalan. Dan juga lebih aman bagi pasien yang yang bias menjadi rsiko tinggi utuk pembedahan, terutama yang lansia.perbaikannya lebih cepat tampak dari pada obat antitiroid.
· RADIASI
Berikut kewaspadaan teradap terapi radiasi RAI
1.Siram air toilet yang banyak setelah memakainya
2.Tingkatkan asupan air untuk membantu eksresi RAI
3.Alat makan,handuk,seprei harus tersendiri dan harus dicuci sendiri
4. Tidur sendirian
5.Hindari kontak badan yang lama
6. Jangan menyusui bayi
7. Tunda kehamilan 6 bulan setelah terapi
· TERAPI UMUM
1.Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya: propil tio urasil (PTU), karbimazol.
2.Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35 tahun/lebih atau pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
3.Operasi tiroidektomi subtotal.
Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi penyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.
4. Terapi obat anti hipertiroid
Obat-obat antitiroid selain yang disebutkan di atas adalah:
Carbimazole (karbimasol)
Berkhasiat dapat mengurangi produksi hormon tiroid. Mula-mula dosisnya bisa sampai 3-8 tablet sehari, tetapi bila sudah stabil bisa cukup 1-3 tablet saja sehari. Obat ini cukup baik untuk penyakit hipertiroid. Efek sampingnya yang agak serius adalah turunnya produksi sel darah putih (agranulositosis) dan gangguan pada fungsi hati. Ciri-ciri agranulositosis adalah sering sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh dan juga mudah terkena infeksi serta demam. Sedangkan ciri-ciri gangguan fungsi hati adalah rasa mual, muntah, dan sakit pada perut sebelah kanan, serta timbulnya warna kuning pada bagian putih mata, kuku, dan kulit.
Kalmethasone (mengandung zat aktif deksametason)
Merupakan obat hormon kortikosteroid yang umumnya dipakai sebagai obat anti peradangan. Obat ini dapat digunakan untuk menghilangkan peradangan di kelenjar tiroid (thyroiditis).
Artane (dengan zat aktif triheksilfenidil)
Obat ini sebenarnya obat anti parkinson, yang dipakai untuk mengatasi gejala-gejala parkinson, seperti gerakan badan yang kaku, tangan yang gemetar dan sebagainya. Di dalam pengobatan hipertiroid, obat ini dipakai untuk mengobati tangan gemetar dan denyut jantung yang meningkat. Namun penggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit hipertiroid harus berhati-hati, bahkan sebaiknya tidak digunakan pada pasien dengan denyut jantung yang cepat (takikardia). Pada pasien yang denyut nadinya terlalu cepat (lebih dari 120 kali per menit) dan tangan gemetar biasanya diberi obat lain yaitu propranolol, atenolol, ataupun verapamil.
· TERAPI LAIN
Adapun pengobatan alternatif untuk hipertiroid adalah mengkonsumsi bekatul. Para ahli menemukan bahwa dalam bekatul terdapat kandungan vitamin B15, yang berkhasiat untuk menyempurnakan proses metabolisme di dalam tubuh kita.
Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati kencing manis (diabetes melitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan aliran pembuluh darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati. Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung.
Selain hipertiroid, vitamin B15 juga dapat digunakan untuk mengobati kencing manis (diabetes melitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), bengek (asma), kolesterol dan gangguan aliran pembuluh darah jantung (coronair insufficiency), serta penyakit hati. Selain itu, vitamin B15 juga dapat meningkatkan pengambilan oksigen di dalam otak, menambah sirkulasi darah perifer dan oksigenisasi jaringan otot jantung.
· DIET
Karena kebutuhan makanan meningkat maka asupan nutrisi dan kalori perlu di tingkatkan dan di atur pola makannya.
· AKTIVITAS
Penderita hipertiroidisme memerlukan titah baring komplit dan perawatan di unit intensif.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN HIPERTIROID
PADA BANGSAL MAWAR RUMAH SAKIT SEJAHTERA
SLEMAN
KASUS
Ny.X ( 38th ) datang ke RS Sejahtera dengan keluhan cepat letih,tidak tahan terhadap panasnya matahari,gemetaran,penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik. Pada pemeriksaan didapatkan exoptalmus,palpitasi,takikardi,dan tremor. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar hormone TH dan TSH tinggi,riwayat Ny.X adalah sering mengkomsumsi yodium yang banyak.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal / jam MRS : 3 juni 2013
Ruang :
Mawar
No. Register : 123456
Dx medis :
hiperteroid
Tanggal Pengkajian : 10 juni 2013
1.
Biodata
:
Pasien
Nama/umur : Ny.X (38 tahun)
Jenis
kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku
Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Status
Pernikahan : menikah
Alamat : Jl.Mangga No.4
Sleman Yogyakarta
Penanggung
jawab
Nama/Umur : Tn.A/ 40 th
Jenis
kelamin : laki-laki
Hubungan
dengan pasien : istri
Alamat :Jl.Mangga No.4
Sleman Yogyakarta
2.
Riwayat
Sakit dan Kesehatan
a.
Keluhan Utama :cepat letih,tidak tahan
terhadap panas
matahari,gemetaran,penurunan berat badan walaupun nafsumakan baik.
b.
Riwayat Penyakit
Sekarang : cepat letih,tidak tahan
terhadap panas matahari,gemetaran.
c.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit
Serupa.
d. Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit
yang sama dengan klien.
e.
Genogram dan keterangan :
Ket: laki-laki, perempuan, hub.keluarga, meninggal, serumah, klien
3. Pemeriksaan
Fisik :
a. Keadaan
Umum :
Kesadaran
Kesadaran
|
Hari/tgl/jam
|
|||||
13/5/13 j:8.00 wib
|
14/5/13 j:8.00 wib
|
15/5/13 j:8.00 wib
|
|
|
|
|
CM
|
V
|
V
|
V
|
|
|
|
Apatis
|
|
|
|
|
|
|
Somnolen
|
|
|
|
|
|
|
Sopor
|
|
|
|
|
|
|
Coma
|
|
|
|
|
|
|
GCS
|
E
6 V 5 M 4
|
E
6 V 5 M 4
|
E
6 V 5 M 4
|
E…V…M…
|
E…V…M…
|
E…V…M…
|
Vital
Sign
Vital Sign
|
Hari/tgl/jam
|
|||||
11 Mei 2013
|
12/5/2013
|
13/5/2013
|
|
|
|
|
BP
|
130/90 mmHg
|
110/80 mmHg
|
120/80 mmHg
|
|
|
|
Nadi
(R/I)
|
110 x/mnt
|
90 x/mnit
|
80 /mnit
|
|
|
|
RR
(R/I)
|
24 x/mnt
|
20 x/mnit
|
20 x/mnit
|
|
|
|
Suhu
|
370C
|
36,50 C
|
370C
|
|
|
|
R
: regular
I
: ireguler
Nyeri
Nyeri
|
Hari/tgl/jam
|
|||||
03 juni 2013
|
04 juni 2013
|
05 juni2013
|
|
|
|
|
P
|
Tidak dirasakan
|
-
|
-
|
|
|
|
Q
|
Tidak dirasakan
|
-
|
-
|
|
|
|
R
|
Tidak ada
|
-
|
-
|
|
|
|
S
|
Tidak ada
|
-
|
-
|
|
|
|
T
|
Tidak dirasakan
|
-
|
-
|
|
|
|
Berat badan
Sebelum
sakit : 60 kg
Saat
sakit : 50 k
Tinggi
Badan : 180 cm
Pemeriksaan
|
BB Ideal
|
IMT
|
Presentase penurunan BB
|
Hasil
|
15%
|
15
|
15%
|
Keterangan
|
Normal
|
Under weigh
|
Penurunan
Cukup signifikan
|
Keterangan:
-.BB Ideal = BB/TB – 100 x 100%
>120 % obesitas
110-120% overweigth
80-109% normal
<80% underweight
-.Indeks Masa Tubuh (IMT)= BB(kg)/TB (m)2
<20 under W
20-24 Normal
25-30 Overweight
>30 Obesitas
-.Persentase penurunan BB = BB sblm skt-BB saat
ini x 100%
BB sblm skt
b. Kepala
·
Kulit : tidak
terdapat kelainan
·
Rambut : tidak ada
kelainan
Kepala
·
Kulit : tampak
ikterik
·
Rambut : Persebaran
merata,warna hitam,tidak lembab dan tidak
berminyak
·
Muka : tidak
terdapat lesi dan edema, bersih dan simetris
·
Mata :
-
Konjungtiva : tampak anemis, pucat,warna agak
kekunngan
-
Sclera : tampak edema
-
Pupil : isokor
-
Palpebra : edema
-
Lensa : tidak bening, keruh
-
Visus : tidak ada gangguan
-
Buta warna : klien tidak buta warna
·
Hidung : bersih,tidak ada
polip dan tidak ada secret
·
Mulut :
-
Gigi : bersih, tidak ada
caries, tidak menggunakan gigi palsu
-
Bibir : tidak ada
stomatitis, mukosa lembab
·
Telinga : bersih, tidak
ada secret
·
Leher :tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugulari
·
Tenggorokan : tidak ada nyeri telan dan
pembesaran tonsil
c.
Dada
:
1. Inspeksi : tampak simetris
ka/ki
2. Pulmo :
Palpasi : batas paru
teraba ICS1-ICS5 sinistra dextra
Perkusi : terdengar
timpani seluruh lapang paru
Auskultasi : suara vesikuler
seluruh lapang paru
3. Cor
:
Palpasi : Ictus cordis :
teraba di ICS 5 midclavikula sinistra
Perkusi : batas jantung :
Dx:ICS3 dan S:ICS5
Asukultasi : bunyi jantung I (SI)
: tidak terdengar terdengar LUB
(ICS2 midclavikula sinistra)
Bunyi jantung II (SII) :tidak terdapat/
terdengar DUP
(ICS
4 midslavicula sinistra)
Bunyi jantung III (SIII) : tidak terdengar
Murmur
: tidak terdengar
d.
Abdomen
1. Inspeksi
:
Bentuk : tampak asites
pada kuadaran kanan atas
Tepi
perut : terlihat
asites
Bendungan : tidak terdapat
bendungan vena
Asites : terdapat
asites
2. Perkusi : kuadran kanan
atas terdengar pekak pada hepar
Kuadran kiri atas terdengar timpani pada
gaster
3. Palpasi :
Nyeri : tidak terdapat nyeri tekan
Massa/benjolan : terdapat massa kuadran kanan atas
Pembesaran
hepar : terjadi pembesaran
hepar/hepatomegali
Titik
Mc Burney : tidak ada nyeri
tekan pada Mc burney
e.
Musculoskeletal
:
a. Ektremitas
superior :
·
Kekuatan otot ka/ki : 5/5
·
ROM ka/ki : penuh
·
Capillary refile : < 2 detik
·
Pitting edema : kurang dari 4 detik
·
Akral : hangat
b. Ektremitas
inferior :
·
Kekuatan otot ka/ki : 5/5
·
ROM ka/ki : penuh
·
Capillary refile : < 2 detik
·
Pitting edema : <4 detik
·
Akral : hangat
·
Terdapat oedem pada
ektremitas inferior
f.
Integumen
1. Warna
kulit : kulit tampak
menguning
2. Turgor : elastis
3. Lesi
: tidak
terdapat lesi
4. Vulnus : tidak terdapat
vulnus
5. Edema : ada edema pada ekstremitas infeior
6. Bercak : tidak ada
bercak
7. Bengkak : ada bengkak pada ekstremitas inferior
g.
Genetalia
dan rektum
1
Inspeksi : tidak terdapat
masa dan benjolan
2
palpasi : tidak teraba
massa
h.
Pemeriksaan
neurologis
Pemeriksaan
|
Hasil
|
Keterangan
|
GCS
|
15
|
normal
|
Px 12 sistem saraf kranialis
|
Tidak
ada kelainan
|
Normal
|
Kaku kuduk
|
Tidak
ada kelainan
|
Normal
|
Kernig’s sign
|
Tidak
ada kelainan
|
Normal
|
Brudzinzki I
|
Tidak ada kelainan
|
Normal
|
Brudzinzki II
|
Tidak
ada kelainan
|
normal
|
Brudzinzki III
|
Tidak
ada kelainan
|
Normal
|
Brudzinzki IV
|
Tidak
ada kelainan
|
Normal
|
Lasegue
|
Tidak
ada kelaianan
|
Normal
|
Refleks superficial
|
Tidak
ada kelainan
|
Normal
|
Refleks fisiologis
|
Tidak
ada kelainan
|
Normal
|
Refleks patologis
|
Tidak
ada kelainan
|
Normal
|
Refleks primitive
|
Tidak
ada kelainan
|
normal
|
4.
Pola
Fungsi Gordon
a.
Nutrisi
dan metabolisme
Pemeriksaan
|
Sebelum sakit
|
Sesudah sakit
|
Frekuensi makan
|
3 x sehari
|
2 x sehari
|
Jenis makan
|
Kasar (nasi)
|
Lembek (bubur)
|
Porsi makan
|
dewasa
1 porsi
|
Dewasa
½ porsi
|
Nafsu makan
|
biasa
|
Berkurang
|
Diet khusus
|
Tidak ada
|
TKTP
|
Makanan yang di sukai
|
soto
|
Bubur
|
Keluhan
|
Tidak ada nyeri telan
|
Tidak ada nyeri telan
|
Pemeriksaan
|
Sebelum sakit
|
Sesudah sakit
|
Frekuensi makan
|
6
x sehari
|
5 x sehari
|
Jenis minum
|
Air putih
|
Air putih/susu
|
Jumlah
|
3000 cc
|
750 cc
|
Keluhan
|
tidak ada keluhan
|
Tidak ada keluhan
|
b.
Eliminasi
dan cairan
Pemeriksaan eliminasi urin
|
Sebelum sakit
|
Sesudah sakit
|
Frekuensi/hari
|
5 x sehari
|
3x sehari
|
Pancaran (Kuat,lemah/menetes)
|
Kuat
|
Kuat
|
Jumlah / BAK
|
960 cc
|
450 cc
|
Bau
|
Khas amonia
|
Khas amonia
|
Warna
|
jernih
|
Agak keruh/gelap
|
Perasaan stlh BAK
|
puas
|
Puas
|
Total produksi urin
|
960 cc
|
450 cc
|
Pemeriksaan eliminasi alvi
|
Sebelum sakit
|
Sesudah sakit
|
Frekuensi
|
2 x sehari
|
1x sehari
|
Konsistensi
|
Agak padat
|
(lembek)
|
Bau
|
khas
|
Khas feses
|
Warna
|
Khas (kuning)
|
Kuning kecoklatan
|
Pemeriksaan
|
Jenis (cc)
|
Total
|
Intake
|
Makan :- cc
Minum : 750cc
Infus : 1000 cc
Tranfusi :
|
1750cc
|
Output
|
Urin :540 cc
Feses :-
Muntah :-
Drainage :-
Perdarahan :-
IWL : 675
|
540cc
675
|
Balance cairan
|
1750-1215= 550
|
Keterangan
Sedikit kelebihan cairan
|
c.
Aktifitas
dan kebersihan diri
Aktifitas
|
Sebelum sakit
|
Sesudah sakit
|
Mandi
|
mandiri
|
Dibantu sedikit
|
Berpakaian
|
Mandiri
|
mandiri
|
Berhias
|
Mandiri
|
Mandiri
|
Toileting
|
Mandiri
|
Dibantu sedikit
|
Makan minum
|
Mandiri
|
Mandiri
|
Tingkat ketergantungan
|
Tidak tergantung
|
Tidak tergantung
|
Indeks
Katz
No
|
Kategori
|
kriteria
|
||
1
|
Mandi
|
A
|
|
|
2
|
Berpakian
|
A
|
|
|
3
|
Toileting
|
A
|
|
|
4
|
Berpindah/berjalan
|
A
|
|
|
5
|
BAB dan BAK
|
A
|
|
|
6
|
Makan
|
A
|
|
|
Klasifikasi
:
A : Mandiri, untuk 6
Fungsi
B : Mandiri, untuk 5
Fungsi
C : Mandiri, kecuali
untuk mandi dan 1 fungsi lain
D : Mandiri, kecuali
untuk mandi, berpakian, dan 1 fungsi lain
E : Mandiri, kecuali
untuk mandi, berpakian, pergi ke toilet dan 1 fungsi lain
F : Mandiri, kecuali
untuk mandi, berpakian, pergi ke toilet dan 1 fungsi lain
G : Tergantung untuk 6
fungsi
Keterangan :
Mandiri : berarti tanpa
pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang menolak
melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu
d.
Istirahat
tidur
Pemeriksaan
|
Sebelum sakit
|
Sesudah sakit
|
Jml jam tidur siang
|
2 Jam
|
2 jam
|
Jml jam tidur malam
|
8 jam
|
8 jam
|
Pengantar tidur
|
Musik
|
Tidak ada
|
Gangguan tidur
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Perasaan waktu bangun
|
Puas
|
puas
|
e.
Konsep Diri :
1. Body
Image : klien
mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya
2. Ideal
diri : klien
merasa tidak terganggu ideal dirinya
3. Harga
diri : klien
merasa tidak malu karena penyakitnya
4. Peran : tidak
terganggu
5. Indentitas
diri : tidak terganggu
f.
Nilai dan kepercayaan
1. Pelaksanaan
ibadah : 5 x sehari
2. Larangan/pantangan : tidak ada
g.
Kognitif dan perceptual
1. Bicara
: lancar
dan jelas
2. Bahasa : baik dan jelas
3. Kemampuan
membaca :baik
4. Ansietas : tidak ada ansietas
5. Perubahan
sensori : tidak ada
h.
Koping
1. Kehilangan/perubahan
yang dialami sebelumnya : tidak ada
2. Adaptasi/koping
yang sering di pakai :
musyawarah
i.
Peran dan hubungan
1. Pekerjaan : pelajar
2. Hub.
Dgn orang lain : baik
3. Kualitas
bekerja : baik
4. System
pendukung : orang
tua
j.
Seksual dan reproduksi
1. Status
perkawinan : menikah
2. Masalah
reproduksi : baik
5.
Pemeriksaan
Penunjang :
Jenis Pemeriksaan
|
Tanggal
|
Hasil
|
Nilai normal
|
Keterang
|
Laboratorium
|
3/.6/2013
|
Kadar hormon TH dan TSH
|
|
Terjadi peningkatan
|
Photo
rotgen
|
|
|
|
|
USG
|
3/o/2013
|
tampak pembesaran oragan hati, asites
+
|
|
Terjadi gangguan fungsi hati
|
Lain-Lain
:
|
|
|
|
|
6.
Terapi
Medis
CairanIV :NACL 500 cc / 20 tpm
Obatperoral :1.karbimatop 30-60 mg/hari
2.metimazol 30-60 mg/hari
3.propiltiourasil 300-600 mg/hari
Obatparenteral :
Obat topikal :
ANALISA DATA
Nama klien : Ny.X No.register : 123456
Umur :38thn
Bangsal : Mawar
No
|
Data Fokus
|
Etiologi
|
Masalah
|
Kode Nanda
|
Paraf
|
1
|
Ds:
Ny.X mengatakan cepat letih,tidak tahan panas,dan gemetaran
Do:
- tremor
- TH & TSH tinggi
|
Ketidakseimbangan energi dan kebutuhan tubuh
|
Keletihan
|
Rangga
| |
2
|
Ds:
Ny.X mengatakan cepat letih.
Do:
- Takikardi
- Palpitasi
|
Beban kerja jantung meningkat
|
Resiko penurunan curah jantung
|
Rangga
| |
3
|
Ds:
Ny.X mengatakan berat badanya menurun walaupun nafsu makan baik
Do:
- Tremor
- TH dan TSH tinggi
|
hipermetabolisme
|
Perubahan nurtisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Rangga
| |
4
|
Ds:
Ny.X mengatakan tidak tahan terhadap panasnya matahari
Do:
-exoftalmus
|
Infiltrasi limfosit, sel mast ke jar orbital & otot2 mata
|
Resiko kerusakan integritas jaringan
|
Rangga
|
Diagnosa Prioritas:
1. Keletuhan berhubungan dengan keseimbangan energi dan kebutuhan tubuh
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan palpitasi dan takikardi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/Jam
|
Diagnosa Kep.
|
Tujuan & Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
paraf
|
Selasa/05/06/13
20:00 wib
|
Keletihan berhubungan dengan ketidasembangan energi dan kebutuhan tubuh
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam keletihan klien dapat teratasi.
Dengan KH:
· Kemampuan aktivitas klien adekuat
· tidak ada takikardi dan palpitasi
· Keseimbangan aktivitas dan istirahat
|
· Kaji respon kardiorespirasi terhadapat aktivitas .
· Ajarkan teknik dan manajemen aktivitas
· Dorong klien dan keluarga untuk mengespresikan perasaannya.
· Catat aktivitas yang meningkat keletihan
|
· Mengetahui tingkat aktivitas yang di toleransi secara fisiologis
· Mencegah terjadinya kelelahan
· Mengurangi keletihan
· Mengetahui kelethan dan kelelahan klien dalam melakukan aktivitas
|
Rangga
|
Rabu/05/06/13
20:20 wib
|
Penurunan curah jantung berhubungan dengan palpitasi dan takikardi
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan penurunan curah jantung klien dapat teratasi.
Dengan KH:
· Tanda – tanda vital dalam batas normal
· Dapat mentoleransi aktivitas,tidak ada kelelahan
|
· Kaji tanda-tanda vital klien
· Catat tanda dan gejala adanya penurunan curah jantung
· Batasi aktivitas klien
· Anjurkan klien untuk menurunkan stress
|
· Mengetahui tanda-tanda vital klien
· Mengetahui adanya penurunan curah jantung
· Untuk mengurangi kelelahan dan dan keletihan
· Mengetahui apakah ada nyeri dada
· Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi stress klien
|
Rangga
|
Rabu/05/06/13
21:00 wib
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Dengan KH:
· BB klien kembali normal
|
· Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
· Timbang berat badan klien
· Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi
· Monitor lingkungan selama makan
· Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan kalori dan nutrisi klien
|
· Mengetahui pola nutrisi klien
· Mengetahui berat badan klien
· Mengidentifikasi factor penyebab
· Lingkungan nyaman meningkatkan nafsu makan
· Menentukan kebutuhan kalori dan nutrisi klien
|
Rangga
|
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/Jam
|
No.Dx
|
Implementasi
|
Respon Klien
|
Paraf
|
Kamis/06/06/13
08:00
08:30
09:00
09:30
|
Dx.1
|
· Mengkaji respon kardiorespirasi terhadap aktivitas
· Mengajarkan teknik dan manajemen aktivitas
· Memotivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaanya
· Mencatat aktivitas klien yang meningkatkan keletihan
|
· S :klien mengatakan cepat letih
O: nadi 92x/menit,RR 26xmenit
· S:klien mengatakan cepat letih
O:-klien kurang kooperatif
-klien tampak lelah
· S:klien mengatakan senang bercerita dengan perawat
O:-klien tampak ceria
- Klien mau mengukapkan perasaanya
- Klien kooperatif
· S: klien mengatakan masih merasa keletihan saat berjalan
O:klien tampak letih saat menuju toilet
|
Ranti
|
Kamis/06/06/13
09:40
10:00
12:00
12:45
|
Dx.2
|
· Membatasi aktivitas klien
· Menganjurkan klien untuk menurunkan stres
· Mengkaji tanda-tanda vital klien
· Mencatatat tanda dan gejala penurunan curah jantung
|
· S:klien mengatakan kurang lelah
O:klien kooperatif
· S:-
O:klien terlihat kooperatif
· S: -
O: TD:120/80mmhg,nadi: 96x/mnt,RR:98xmnt
S:-
O:-takikardi,palpitasi
|
Ranti
|
Kamis/06/06/13
10:20
|
Dx.3
|
· Mengkaji pola makan klien dan perubahan
· Menimbang berat badan klien
· Mengkaji faktor penyebab gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
· Memonitor lingkungan saat klien makan
|
· S:klien mengakatakan napsu makanya baik,tapi berat badannya turun.
O:-klien tampak bisa menghabiskan sepering nasi ikan
-klien tampak semngat saat makan
· S:klien mengatakan berat badanya turun walaupun napsu makannya baik
O:-BB klien turun dari 60kg menjadi 50kg
· S:klien mengatakan tidak tau penyababnya
O:-hipermobilitasme
· S:-
O: tampak suasana tenang
|
Ranty
|
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/Jam
|
Diagnose
|
Evaluasi
|
Nama/paraf
|
Sabtu/08/06/13
14:00
|
Keletihan berhungan dengan ketidak seimbangan energi dan kebutuhan tubuh
|
S:klien mengatakan tidak merasa letih lagi
O:-klien tampak ceriah,
-klien mampu beraktivitas dengan baik
-tidak ada takikardi dan palpitasi
A:masalah keletihan pasien teratasi
P:intervensi di hentikan
|
Roger
|
Sabtu/08/06/13
14:15
|
Penurunan curah jantung berhubungan dengan takikardi
|
S:klien mengatakan sudah tidak merasa letih lagi
O:-klien mampuu beraktivitas
-tidak lagi takikardi
A:masalah penurunan curah jantung teratasi
P:intervensi dihentikan
|
Roger
|
Sabtu/08/06/13
14:30
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
S:klien mengatakan napsu makan baik
O:-BB klien turun dari 60kg menjadi 50kg
A:masalah belum teratasi
P:intervensi 1,2,3,4 dan 5 dipertahankan
|
Roger
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya Gangguan homeostatic yang disebabkan oleh produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan autonomic kelenjar tiroid menjadi hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Ada banyak gejala pada penderita penyakit ini yakni gemetar,palpitasi,gelisah,penurunan berat badan yang drastic,nafsu makan meningkat,emosional,dsb.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki gaya hidup yang sehat. Dan juga bagi perawat yang kelak bekerja di rumah sakit agar dapat mengetahui seluk beluk dari penyakit hipertiroidisme yang pada akhirnya dapat memberikan pelayanan yang terbaik apabila menemukan pasien yang menderita penyakit ini pada khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://mvzpry.blogspot.com/2010/03/konsep-dasar-hipertiroid.html